Iman tidak hanya di ucapkan dengan lisan, tetapi harus bisa hadir dalam perilaku kehidupan kita sehari hari. Salah satu representatif iman dalam kehidupan sehari hari adalah hadirnya sikap sabar dan syukur.
Dua kata ini dibeberapa Ayat Al Qur'an disebutkan. Bahkan penyebutannya di barengi dengan kata iman.
Sebagai contoh Rasulullah SAW menyebutkan dalam sebuah riwayatnya terkait
"Menakjubkan urusan seorang mu'min, sesungguhnya urusannya semuanya baaik. Dan itu hanya terjadi pada diri seorang mu'min. apabila dia diberikan kelapangan kemudian dia bersyukur maka itu baik baginya, dan jika dia diberikan kesempitan kemudian dia bersabar maka itu baik baginya"
Selain hadits diatas Allah SWT secara langsung menyebutkan kata sabar dan syukur sebagai amalan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh orang beriman.
Sebagai contoh Allah SWT menyebutkan kata Sabar di dalam surat Al Baqarah 155 :
"Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan dengan sabar dan shola. Sesungguhnya Allah SWT bersama orang orang yang sabar"
Bagaimana bentuk implementasi sabar dalam kehidupan kita. Imam Al Ghazali menyebutkan lingkup sabar pada orang beriman
1. Sabar dalam menjalankan ketaatan. Salah satu contoh sabar dalam membaca Qur'an. Merutinkan baca Qur'an, membenarkan bacaannya.
2. Sabar dalam menjauhi maksiat. Misalkan sabar dalam menjauhi korupsi meski ada kesempatan atau peluang.
3. Sabar dalam menghadapi ujian.
Sabar ini menjadi benteng dalam kehidupan orang beriman.
Syukur juga bagian dari representatif iman. Syukur selama ini kita pahami secara mudahnya adalah mengucapkan Alhamdulillah. Padahal dalam terapannya syukur ini meliputi
1. Hati yang Ridha dalam menerima takdir
2. Lisan yang senantiasa memuji Allah
3. Menggunakan nikmat sesuai perintah Allah SWT
Allah SWT mensandingkan perbuatan syukur dengan kufur, salahsatunya disebutkan dalam surat Ibrahim ayat 7
"dan ingatlah ketika tuhanmu memperingatkan barang siapa yang bersyukur maka akan kutambahkan nikmatku, namun barang siapa yang kufur maka adzabku sangatlah pedih"
Sabar dan syukur ini menjadi dua sisi yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia khususnya orang beriman.
Sudahkah kita memaksimalkan diri untuk selalu bersabar dalam kondisi apapun, serta memaksimalkan untuk bersyukur dalam beragam kondisi.
Wallahu'alam bis showab
Hanya diri kita masing masing yang bisa menjawab.
Barokallahu fiikum
Tulis Komentar