Selama ini kita sering mendengar bentuk kedurhakaan dilakukan oleh seorang anak kepada orang tuanya. Karena memang salah satu definisi dalam islam adalah seperti itu
Sungguh Allah mengharamkan kalian mendurhakai ibu (HR. Bukhari no. 2408).
Timbul pertanyaan, apakah mungkin Kedurhakaan terjadi pada orang tua terhadap anaknya?
Definisi durhaka atau kedurhakaan secara sederhana mengandung arti bentuk pembangkangan terhadap aturan atau perintah.
Dikatakan seorang durhaka apabila menolak atau membangkang terhadap perintah atau aturan yang sudah ditetapkan.
Islam telah memerintahkan kepada orang beriman untuk memperhatikan keluarganya.
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." (QS. At-Tahrim : 6).
Terlebih kepada keturunannnya atau anak-anaknya.
"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar." (Q.S An Nisa :9)
Bagaimana bentuk perhatian orang tua terhadap anaknya ini?
Al Quran dan hadits memberikan tuntunan dalam hal ini, beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya :
1. Memberikan pendidikan Tauhid dan syari'at untuk anak
Pendidikan utama yang harus didahulukan orang tua kepada anaknya adalah mengenalkan Allah SWT (Tauhid) serta mengajarkan syariat yang utama yaitu sholat.
"Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang haq melainkan Allah“. [Muhammad: 19)
"Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Q.S Luqman :14)
"Perintahkanlah anakmu shalat, apabila mereka telah berumur tujuh tahun dan jika mereka telah berumur sepuluh tahun (tetapi tidak shalat) maka pukullah mereka." (H.R Abu Dawud)
2. Mengajarkan Al Quran
Al Quran merupakan pedoman hidup manusia. Petunjuk dalam mengarungi kehidupan. Maka wajib bagi orang tua untuk mengajarkan anaknya membaca al Quran.
"Ajarkanlah tiga hal kepada anak-anak kalian, yakni mencintai nabi kalian, mencintai keluarganya, dan membaca Alquran…”
3. Memberikan nafkah yang halal
Orang tua harus memperhatikan pekerjaan yang mereka lakukan. Jangan sampai mereka memberikan harta atau nafkah yang haram dan bathil bagi anak anaknya. Karena hal itu akan berdampak buruk bagi anak anak dikemudian hari.
"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah." (Q.S Al Baqarah :172)
Salah satu dampak dari memberikan harta yang haram kepada anak adalah perilaku anak yang sulit diatur.
“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang thayyib (yang baik), dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu’minun: 51)
Nafkah atau makanan yang halal akan memberikan semangat dalam melakukan amal sholeh. Begitupun sebaliknya. Sehingga orang tua harus benar benar menjaga serta memperhatikan makanan atau nafkah yang diusahakannya agar terhindar dari hal yang haram dan bathin yang akan berdampak bagi keluarganya.
4. Mengajarkannya adab atau perangai yang baik
Dalam syair nasyid disebutkan bahwa akhlak adalah bunga diri. orang yang berakhlak indah dilihat mata, senang dirasa oleh hati.
Disinilah peran orang tua, adalah memberikan pendidikan adab kepada anak anaknya.
"Hormatilah anak-anak kalian dan perbaikilah adab-adab mereka" (H.R. Ibnu Majah)
5. Memberikan kasih sayang kepada anak anak.
Anak adalah titipan sekaligus ujian. Maka orang tua harus memperhatikan. Memberi anak anaknya kasih sayang. Salahsatunya menyempurnakan penyusuan serta mendoakan.
"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan,". (Q.S Al Baqoroh : 233)
"Dan orang-orang yang berkata, ‘Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan: 74).
Serta menghindari kekerasan.
"Dan adapun terhadap anak yatim, maka janganlah engkau bertindak sewenang-wenang“. (Q.S Ad Dhuha : 9)
Dari uraian diatas sebagian dari kewajiban yang telah disebutkan harus dipenuhi orang tua untuk anak yang telah ditetapkan Allah dan Rosulnya. Jika orang tua tidak memenuhinya tanpa uzur maka orang tua telah berbuat dzolim kepada anaknya, dan melakukan pembangkang atau kedurhakaan terhadap perintah Allah SWT dan Rosul-Nya.
Disinilah konteks kedurhakaan orang tua. Yaitu berbuat dzolim tehadap anaknya. Dan durhaka terhadap perintah Allah SWT.
Semoga kita mampu menjaga amanah yang telah dititipkan oleh Allah SWT.
Barokallahfiikum
Referensi :
https://www.google.com/amp/s/kbbi.web.id/durhaka.html
https://almanhaj.or.id/1763-antara-hak-anak-dan-kewajiban-ibu.html
https://rumaysho.com/22549-tujuh-dampak-harta-haram.html
http://inforepublik.com/pentingnya-mengajarkan-adab-kepada-anak
https://almanhaj.or.id/2627-memperlakukan-anak-dengan-lemah-lembut-tanpa-kekerasan.html
Tulis Komentar